Hak Cipta Intelektual dan Plagiarisme

(Mini Class Agus Sampurno, Kopdar Guraru dan Penganugerahan Acer Guraru Award 2013)

Mini class Pak Agus Sampurno dalam Kopdar Acer Guraru Award 2013 membahas beberapa hal terkait Hak Cipta Intelektual dan Plagiarisme, yaitu definisi kejujuran akademik, penyimpangan di sekolah dalam kaitannya dengan kejujuran akademik, dan praktik serta prosedur untuk mendukung kejujuran akademik di sekolah.

Kejujuran akademik, berdasarkan pernyataaan IB (International Baccalaureate) adalah seperangkat nilai dan keterampilan yang mempromosikan integritas pribadi dan praktik yang baik dalam pengajaran, pembelajaran, dan penilaian. Hal ini dipengaruhi dan dibentuk oleh berbagai faktor, termasuk tekanan teman sebaya, budaya, harapan orangtua, pemodelan peran, dan keterampilan yang diajarkan.

 

Memberi pemahaman pada siswa tentang pentingnya mengkonfirmasi ide mereka dengan mencantumkan sumber referensi, menurut Pak Agus, bukan semata tugas guru Bahasa Indonesia. Ketika semakin banyak tugas menuntut siswa untuk mencari data melalui internet, semua guru perlu mempersiapkan siswa untuk bertindak dengan integritas dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Plagiarisme di Sekolah

Plagiarisme adalah tindakan mengambil kata-kata, ide, data, bahan ilustrasi, atau pernyataan dari orang lain, dan menghadirkannya sebagai karya sendiri. Tindakan ini merupakan penyimpangan yang menyangkut ranah moral. Namun, bisa juga digolongkan ke dalam ranah hukum jika merupakan pelanggaran hak cipta, yakni mengambil dan mengakui suatu karya secara ilegal.
Di sekolah, plagiarisme erat kaitannya dengan kolusi, yaitu membantu atau mencoba untuk membantu siswa lain dalam tindakan ketidakjujuran akademis; dan kecurangan, yaitu penggunaan cara yang tidak benar untuk mendapatkan keuntungan.
Bagaimana tanggung jawab guru terhadap praktik plagiarisme atau kecurangan lainnya di sekolah? Pak Agus menyampaikan kebijakan sekolahnya, Global Jaya International School, terkait tanggung jawab guru dalam hal kejujuran akademis:
-       Membantu sekolah membuat kebijakan mengenai kejujuran akademis,
-       mencakup penggunaan buku referensi sebagai bagian dari program pengajaran,
-       mengatur tenggat waktu yang tepat untuk bekerja,
-       mengawasi pengembangan semua tugas,
-       di sekolah SMA, untuk memanfaatkan “Turnitin” untuk memverifikasi keaslian karya,
-       memperkuat kebijakan ujian sekolah dan prosedur.

Lalu, bagaimana menilai apakah suatu tindakan dapat digolongkan ke dalam plagiarisme tertulis? Yuk, lihat bagan berikut!

 

 
Bagaimana menurut, Guraru?

Sumber : http://guraru.org/info/hak-cipta-intelektual-dan-plagiarisme/