Game (permainan) tidak hanya berfungsi sebagai hiburan di kala
senggang, Ia bisa dimanfaatkan untuk kegiatan belajar yang lebih
menyenangkan. Pada Kopdar Guraru minggu lalu, Pak Sukani berbagi cerita mengenai pemanfaatan game untuk pembelajaran, disertai contoh yang pernah diterapkan. Menarik sekali!
“Game merupakan aktivitas terstruktur atau semi terstruktur yang
biasanya bertujuan untuk hiburan dan kadang dapat digunakan sebagai
sarana pendidikan.” (Wahono, 2006)
Dalam pembelajaran, game bermanfaat untuk menciptakan suasana
yang lebih menarik, menyenangkan, dan interaktif. Karena itulah, dalam
presentasi finalis Acer Guraru Award 2013 tanggal 23 November kemarin,
Pak Sukani mengajak Guraru untuk bermain game sebagai salah satu cara menyesuaikan diri dengan cara belajar siswa.
Mengapa perlu menyesuaikan diri? Apa perbedaan cara belajar guru dan siswa?
Pak Sukani menjelaskan guru dan orang tua sebagai Digital Immigrants,
kaum ‘pendatang’ yang merupakan penikmat pasif teknologi dan hanya
menggunakan teknologi untuk keperluan tertentu. Di pihak lain, siswa
masa kini merupakan Digital Natives,
penduduk asli dunia digital yang berbicara dan berkomunikasi dengan
alat serta bahasa digital. Saat mereka lahir, dunia digital telah
mewarnai kehidupannya, melalui telepon genggam, televisi, dan lain-lain.
Digital Natives memiliki beberapa ciri, di antaranya lebih menyukai menerima berita dengan cara cepat, multitasking, lebih menyukai gambar dibandingkan teks, proyek kolaborasi, dan memilih games dibandingkan
hal yang serius. Mereka juga tidak takut salah dan mau mencoba.
Sementara guru, yang belum terbiasa dengan berbagai kegiatan digital
seperti pengiriman e-mail atau berbagi tautan web, seringkali masih
menghitung untung-rugi dalam penggunaan teknologi.
Perbedaan tersebut merupakan tantangan bagi guru untuk berjuang
mendidik para siswa sebagai kaum penduduk asli dunia digital. Caranya,
dengan membiasakan diri dengan teknologi. Beberapa sikap terbiasa
teknologi, menurut Pak Sukani, antara lain fleksibel, mau mengambil
resiko, mau mencoba hal baru, tidak takut gagal, mau belajar dari siapa
saja, cepat beradaptasi, dan menerima kenyataan bahwa ia bukan orang
yang terpandai di kelas.
Apakah Guraru termasuk Digital Immigrants yang sudah mulai
membiasakan diri dengan teknologi? Maukah Guraru mencoba hal baru dan
mengikuti cara belajar siswa?
Yuk, nge-game!
Unduh presentasi Pak Sukani – Aplikasi Games untuk Pembelajaran di sini, untuk membukanya install dulu aplikasi Prezi (gratis selama
periode trial) dari www.prezi.com.
Sumber : http://guraru.org/info/aplikasi-games-untuk-pembelajaran-sukani/
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon Komentar dengan bahasa yang sopan..!!!