Pak Sukani adalah salah satu guru yang sangat giat mempelajari
berbagai inovasi terbaru yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar
mengajarnya. Tak hanya itu, ia pun tak segan berbagi pengetahuan yang
telah ia dapatkan dengan sesama guru, baik di sekolahnya maupun dengan
rekan Guraru.
Sebagai Pemenang Lomba Menulis Artikel di
website Guraru pada
bulan Mei kemarin, Pak Sukani berhak mendapatkan hadiah berupa liputan
kegiatan mengajar dalam bentuk video. Maka, hari Rabu (17/7) lalu, tim
Pengelola Guraru berkunjung ke SMK Bakti Idhata untuk meliput kegiatan
mengajar sekaligus melakukan wawancara singkat dengan Pak Sukani. Yuk,
simak hasil wawancaranya!
—
Mengikuti Panggilan Jiwa
Menjadi seorang pendidik adalah cita-cita Pak Sukani sejak kecil.
“Pilihan hati dan panggilan jiwa,” tukas guru asal Rembang, Jawa Tengah
ini. “Guru adalah suatu profesi yang mulia, maka yang menjalankannya
adalah orang-orang yang berhati mulia.”
Kondisi ekonomi yang mengharuskannya belajar di sawah sembari
membantu sang ayah menyiangi rumput dan menggembala kambing tidak
menghentikan ketekunan belajarnya. Pendidikan formal ditempuhnya dengan
beasiswa penuh serta berbagai cara penghematan—mulai dari naik sepeda
ontel sampai menahan lapar di sekolah—hingga berhasil lulus SMA dengan
nilai yang memuaskan.
Sempat terancam tidak dapat kuliah karena biaya, Pak Sukani akhirnya
berkesempatan menjalani pendidikan D3 di Politeknik Gajah Tunggal. Di
sanalah pijakan pertamanya untuk berkembang di bidang pendidikan—ia
mulai mengajar di berbagai bimbingan belajar dan privat seraya
melanjutkan kuliah S1 di Universitas Muhammadiyah Jakarta, lalu S2 di
Universitas Indraprasta PGRI.
Fun Learning dengan Media Sosial dan Digibook
Sesuai dengan pilihan program studinya, Pak Sukani kini telah menjadi
seorang guru Matematika di SMK Bakti Idhata, Jakarta Selatan. Enam
tahun pengalaman mengajar tampaknya cukup bagi Pak Sukani untuk mampu
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan disukai para peserta
didik.
Dalam mengajar, Pak Sukani menerapkan fun learning dengan
mengkombinasikan IT dan permainan. Bicara IT tentu tak jauh dari media
sosial. Sejak mulai mengajar di tahun 2007, Pak Sukani telah menggunakan
media sosial dalam proses pembelajaran. Beragam media sosial ia
manfaatkan, mulai dari blog, Facebook, Twitter, Friendster, Yahoo
Messenger, Scribd, 4shared, Ziddu, dan lain-lain. Bagaimana cara Pak
Sukani memanfaatkan aneka media sosial tersebut?
Di tahun ajaran baru ini, Pak Sukani menerapkan sebuah metode belajar
yang juga baru bagi peserta didiknya. Terlebih dahulu, siswa dimintanya
untuk mengakses materi ajar yang telah diunggah di rumah dalam bentuk
Digibook (digital book), di rumah masing-masing. Lalu, keesokan
harinya, ia mengadakan sesi tanya jawab, diskusi kelompok, dan
presentasi, untuk menggali pengetahuan siswa lebih dalam.
Untuk menilai pengetahuan siswa, Pak Sukani juga mengadakan tes online, melalui blog atau situs e-learning yang
dibuatnya. Dalam situs tersebut, http://pak-sukani.edu20.org, tiap anak
ia minta membuat akun untuk memperoleh situs replika mereka
masing-masing. Dalam situs replika tersebut, siswa mendapatkan berbagai
fitur, yaitu lesson, resources, assignments, forum diskusi, fasilitas chatting, dan notes.
Media Sosial di Mata Pak Sukani
Penggunaan media sosial, menurut Pak Sukani, memiliki berbagai
manfaat positif. Selain mendekatkan hubungan antara guru dengan siswa,
proses pembelajaran pun dirasakannya menjadi lebih menarik, inovatif,
dan menyenangkan. Di samping itu, siswa juga dapat berbagi informasi dan
mengakses bahan ajar dengan lebih mudah.
“Efektifnya, tidak perlu bertemu di satu tempat, kita dapat melakukan
kegiatan belajar mengajar. Dengan media sosial, bahan ajar dapat di-share dan diunduh. Hasil uji kompetensi dapat langsung diketahui hasilnya dan nilai-nilainya otomatis terkirim ke database guru,” tutur Pak Sukani.
Maka, ia pun menyarankan pada rekan-rekan guru untuk memperbarui
proses pembelajaran dengan memanfaatkan IT, baik melalui presentasi
Powerpoint, Flash, Digibook, Youtube, media sosial, atau e-Learning.
“Jangan mempertahankan proses pembelajaran konvensional (ceramah)
karena paradigma proses pembelajaran telah berubah,” tukasnya.
Pak Sukani pun merekomendasikan pada para guru untuk
mengkolaborasikan kegiatan belajar mengajarnya di kelas dengan media
sosial, sehingga apa yang sudah disampaikan di kelas akan muncul juga di
media sosial. Hal tersebut untuk mempermudah siswa dalam mempelajari
kembali apa yang telah disampaikan di kelas dan mempermudah mengakses
ilmu pengetahuan.
Ada yang belum melakukannya, Guraru? Yuk, kita coba!
Saksikan dokumentasi kegiatan pembelajaran bersama Pak Sukani di sini:
Sumber : http://guraru.org/info/guruseru-juli-2013-pak-sukani-memperkenalkan-matematika-lewat-digibook/